İstanbul escort bayan Adana Escort bayan

HomeSepak BolaLiga IndonesiaAsongan Dikelola Pegadaian, Pedagang bisa Raup Rp 3 juta Per Laga

Asongan Dikelola Pegadaian, Pedagang bisa Raup Rp 3 juta Per Laga

Taktik.id – Imam Ubaidillah begitu semangat ketika tahu Deltras FC akan bermain home. Dari Surabaya, penjual lumpia itu rela motoran sejauh 23 kilometer ke Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

Dalam laga yang mempertemukan Deltras FC kontra Gresik United pada 5 Januari lalu, Imam melakukan pekerjaanya. Yakni, berjualan lumpia di tribun VIP. Dia memakai rompi berwarna oranye. Di belakangnya, ada tulisan ‘UMKM Pegadaian Peduli’.

Ternyata, tidak semua pedagang asongan bisa berjualan di tribun. “Karena pedagang asongan di Stadion Gelora Delta ini dikelola langsung oleh pihak Pegadaian,” ucap Imam kepada Taktik.id. Karena dikelola oleh Pegadaian, semua pedagang asongan harus didata secara lengkap.

Apa saja yang dijual, hingga benar-benar diperiksa kelayakan makanan. “Total yang boleh berjualan hanya 30 pedagang. Rinciannya, 15 pedagang makanan atau lumpia, 15 lagi pedagang minuman,” ungkap Imam. Semua pedagang itu harus setor KTP kepada pihak Pegadaian. Sebab, itu demi mempermudah pendataan.

Selain itu, semua pedagang juga wajib membayar iuran. “Untuk pedagang makanan atau lumpia, bayar 90 ribu. Lalu untuk pedagang minuman Rp 50 ribu,” beber Imam yang asli Surabaya.

Bagi Imam, jumlah iuran itu sangat kecil. “Daripada saya buka stan di luar stadion, biaya sewanya malah sampai Rp 260 ribu,” tambah Imam.

Dengan iuran yang lebih kecil, keuntungan yang didapat Imam sangat berlipat-lipat. “Dalam satu pertandingan saya bisa menjual sekitar 300 piece lumpia. Benar-benar alhamdulillah,” ungkap pria berkacamata tersebut. Satu lumpia, harganya Rp 10 ribu. Artinya, jika mampu menjual 300 lumpia, Imam bisa membawa pulang uang Rp 3 juta per laga.

Jumlah itu sangat besar bagi Imam. “Karena kalau jualan di hari biasa, paling lumpia yang laku nggak sampai separonya,” kata pria yang setiap hari berjualan di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, tersebut. Makanya, Imam benar-benar bersyukur dengan pengelolaan asongan oleh Pegadaian. “Lumpia bisa banyak terjual karena jumlah pedagang asongan dibatasi. Semua juga dikelola dengan baik,” tambahnya.

Dia pun merasa sangat nyaman saat berjualan. Sebab, tidak ada persaingan antar pedagang. Semua sudah dijatah berjualan di tribun masing-masing. “Ya memang harusnya seperti ini. Berjualan bisa enak, penonton juga nyaman. Semua tertata rapi,” kata Imam. Dia pun punya satu harapan. “Semoga semua stadion punya pengelolaan asongan seperti Pegadaian,” tambahnya.

Hal itu membuktikan bahwa Pegadaian Peduli UMKM Pada Pegadaian Liga 2 2024-2025. Bahkan, hal itu sampai diapresiasi oleh suporter Deltras FC. Sekretaris Deltamania Satriyo Adji Utomo merasa tribun jadi lebih nyaman. “Sangat membantu kenyamanan suporter saat di tribun. Lebih tertib dan lebih enak dipandang. Karena mereka memakai rompi saat berjualan,” kata pria yang akrab disapa Yoyok tersebut.

Aksi positif Deltamania usai menonton Deltras FC di Stadion, yakni membersihkan tribun sesuai slogan mereka "Mlebu Resik, Muleh Resik". (Foto: Official Deltras FC)
Aksi positif Deltamania usai menonton Deltras FC di Stadion, yakni membersihkan tribun sesuai slogan mereka “Mlebu Resik, Muleh Resik”. (Foto: Official Deltras FC)

Deltamania Jalankan Slogan “Mlebu Resik, Muleh Resik”

Deltamania tidak langsung pulang usai laga antara Deltras FC kontra Gresik United berakhir. Suporter The Lobster itu memilih untuk bertahan di tribun.

Beberapa diantaranya membawa kantong besar berwarna hitam. Ada tulisan berwarna hijau “Pegadaian Peduli Clean & Gold Movement”. Rupanya, para suporter itu siap-siap untuk membersihkan sampah yang ada di tribun.

Satu per satu suporter mulai memungut sampah. Mulai dari sampah plastik, hingga bungkus makanan yang belum dibuang. Usai kantong besar itu penuh dengan sampah, para suporter baru keluar. Mereka kemudian membuang sampah-sampah itu di tempat yang sudah disediakan.

Sekretaris Deltamania Satrio Aji Utomo sengaja melakukan aksi itu. Sebab, Pegadaian Peduli Kebersihan Pada Pegadaian Liga 2 2024-2025. Hal itu dilakukan sebagai bentuk mewujudkan stadion yang bersih dan nyaman.

“Aksi bersih-bersih itu juga berasal dari keinginan teman-teman suporter. Intinya, mlebu resik, muleh resik. Atau masuk bersih, pulang bersih,” beber pria yang akrab disapa Yoyok itu.

Pendapatan UMKM naik drastis berkat adanya kompetisi Pegadaian Liga 2. (Foto: Taktik.id)
Pendapatan UMKM naik drastis berkat adanya kompetisi Pegadaian Liga 2. (Foto: Taktik.id)

Wujud Nyata Pegadaian untuk Sepak Bola Indonesia

Sudah dua musim Pegadaian menjadi sponsor utama Liga 2. Itu menjadi bukti bahwa Pegadaian Peduli pada Pegadaian Liga 2 2024-2025. Dukungan itu tidak hanya untuk kompetisi saja. Tapi juga demi kepentingan lainnya.

Yang pertama, Pegadaian ingin mendorong perekonomian daerah. “Kompetisi tidak hanya sebagai hiburan, namun juga turut memajukan perekonomian daerah, dengan membuka peluang usaha bagi pelaku UMKM di sekitar venue pertandingan. Kami tidak akan berhenti berupaya untuk meng-emas-kan Indonesia,” tutur Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan.

Tidak cukup sampai di situ. Pegadaian juga peduli dengan lingkungan. Buktinya, Pegadaian terus menghadirkan Tim Bersih Indah. Bersama suporter, mereka bakal melakukan kegiatan bersih-bersih di stadion. Hal itu dilakukan demi meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

“Melihat animo serta antusiasme masyarakat Indonesia dalam mendukung Pegadaian Liga 2, diharapkan perusahaan dapat terus konsisten mendukung dan memajukan dunia sepakbola di tanah air. Melalui kegiatan-kegiatan ini, Pegadaian berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan,” pungkas Damar. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Must Read

spot_img